Sebelumnya Suryadharma Ali mengundang sejumlah kelompok organisasi masyarakat di Kementerian Agama untuk membahas rencana penetapan awal puasa namun belum bisa menghasilkan kata sepakat. Sebenarnya, kata dia, pemerintah ingin agar 1 Ramadhan bisa dimulai bersama-sama di antara organisasi masyarakat lainnya. Namun, mereka tentunya mempunyai dasar pemikiran sendiri maupun kriteria penentuan awal puasa, sehingga belum bisa satu suara.
Walaupun begitu, pihaknya tetap meminta kelompok organisasi masyarakat itu untuk duduk bersama membahas tentang penentuan 1 Ramadhan. Jika tetap tidak ada persamaan di antara pandangan mereka, Kementerian Agama mempersilakan masing-masing organisasi masyarakat tentang penentuan awal puasa.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kediri KH Najib Zamzami, mengatakan, untuk NU masih menunggu hasil rukyat yang dilakukan oleh tim. Mereka akan melihat bulan untuk memastikan penentuan awal puasa, termasuk awal lebaran 2012.
“Kami menunggu pengumuman dari PBNU dan pemantauan dari tim rukyat nantinya. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya dan itu memang kajian ilmiah,” ucap pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlahiyyah, Kemayan, Kabupaten Kediri ini.
Sementara itu, seperti yang dilansir Tribunnews.com, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1433H jatuh pada hari Jumat, 20 Juli 2012.
Sedangkan 1 Syawal 1433H jatuh pada hari Minggu, 19 Agustus 2012. Selain itu, PP Muhammadiyah juga menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah 1433H jatuh pada hari Rabu 17 Oktober 2012. Dan Hari Arafah (9 Dzulhijjah 1433H jatuh pada hari Kamis 25 Oktober 2012. Sementara, Idul Adha 10 Dzulhijjah 1433H jatuh pada hari Jumat 26 Oktober 2012. ( Sumber: http://masrohman.com/muhammadiyah-tetapkan-1-ramadhan-jatuh-tanggal-20-juli ).
Bagi Anda semua pembaca setia blog ini, silahkan Anda bebas memilih yang mana sesuai yang Anda YAKINI.
Dalam penentuan Awal Ramadhan, berdasarkan hadist nabi, ada 2 cara, seperti dalam kutipan hadits berikut ini:
“Berpuasalah karena melihatnya (hilaal) dan berbukalah karena melihatnya (hilaal). Sembelihlah kurban karena melihatnya (hilaal) juga. Apabila hilaal tertutup atas kalian, maka sempurnakanlah bulan menjadi tigapuluh hari. Apabila dua orang saksi telah menyaksikannya, maka berpuasalah dan berbukalah” [Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy no. 2116; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan An-Nasaa’iy, 2/95 dan Irwaaul-Ghaliil no. 909]
“Bahwasannya amir kota Makkah pernah berkhutbah, lalu berkata : ‘Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah berpesan kepada kami agar kami (mulai) menyembelih berdasarkan ru’yah. Jika kami tidak melihatnya, namun dua orang saksi ‘adil menyaksikan (hilal telah tampak), maka kami mulai menyembelih berdasarkan persaksian mereka berdua….” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 2338; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud 2/54].
Sedikit saya berbagi di sini, berdasarkan sedikit Ilmu yang saya pelajari, bahwa jika ada perbedaan pendapat, maka kembalikanlah kepada Al Quran dan As Sunnah ( Hadits ). Seperti yang tercantum dalam Al Quran, sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. |
(QS. An Nisa, 4: 59 ).
Berdasarkan hal tersebut, jika terjadi perbedaan, maka, kembalikanlah kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya). Saya pernah mendapatkan sebuah kajian, bahwa yang menjadi pusat peribadatan umat Islam adalah Ka'bah ( Makkah ). Seperti yang difirmankan Allah dalam Al Quran:
Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan
urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan
Haram, had-ya,
qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu
tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
( QS. Al Maidah, 5: 97 )
Maka dari itu, jika kita bingung, coba cari Info, kapan Awal Ramadhan di Makkah, baik tahun 2012, maupun tahun berikutnya. |
Dan juga ada referensi dari internet tentang pusat peradaban Islam adalah di Makkah seperti ini:
... Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab.
Lempengan-lempengan ini terus- menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah yang menghasilkan teori itu memang dilaksanakan untuk tujuan berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Namun studi yang diterbitkan di dalam banyak majalah sains di Barat itu, dengan sendirinya turut menegaskan bahwa pusat planet bumi adalah kota suci umat Islam, Makkah al-Mukarramah. Subhanallah!
Kebenaran ilmiah itu menjadi pembuktian firman Allah berikut ini:
“Dan ini (al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya.” (QS. Al-An’am: 92)
Dalam ayat lain, yakni pada Surat asy-Syura ayat 7, Allah juga menyebut Makkah dengan Ummul Qura, dan negeri-negeri lain dengan “negeri-negeri di sekelilingnya”.
Mengapa Allah menyebut Makkah sebagai Ummul Qura (induk kota-kota)? Mengapa Allah menyebut daerah selain Makkah dengan kalimat “negeri-negeri di sekelilingnya”?
Dipastikan melalui berbagai penemuan mutakhir di abad ini bahwa hal itu terkait dengan pusat bumi dan hal-hal yang mengelilinginya. Kata “Ummul Qura’” berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, sementara yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu yang menjadi sumber keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain. Selain itu, kata “ibu” memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain. Karena Makkah juga disebut Bakkah, tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu, terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan.
Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas). Kemudian gunung api di dasar samudera meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar dan membentuk “bukit”. Bukit inilah yang kemudian menjadi tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka’bah (kiblat). Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi.
Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran ini. Adakah hadits nabi yang menunjukkan fakta mengejutkan ini? Jawabannya adalah “ya!” Nabi bersabda, “Ka’bah itu seperti tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas.”
Menjadi tempat yang pertama diciptakan menambah sisi spiritual tempat tersebut. Allah telah memuliakan Makkah saat Dia menjadikannya sebagai pusat ibadah umat Islam, terutama ibadah haji. Allah juga berkehendak menjadikan rumah yang digunakan untuk menyembah-Nya terletak di Makkah, sebagai kota tujuan umat muslim dalam haji dan umrah.
Makkah berada di tengah bumi, sejalan dengan makna firman Allah dalam Surat al-Baqarah:
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil.” (dari QS al-Baqarah: 143).
Kata “adil” pada ayat di atas diterjemahkan dari kata wasath, yang dalam bahasa Arab berarti “tengah-tengah.”
Bagi yang mempercayai mukjizat angka dalam al-Qur’an akan menemukan fakta, bahwa ayat yang menegaskan tentang tengah-tengahnya umat Islam ini terdapat pada ayat 143, dan itu adalah tengah-tengahnya Surat al-Baqarah yang memiliki 286 ayat. Maha Besar Allah!
Sejumlah pakar Islam di bidang geologi dan ilmu syariah mulai mengkampanyekan persamaan waktu dunia dengan merujuk waktu Makkah al-Mukarramah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengganti persamaan waktu Greenwich (GMT) yang selama ini digunakan banyak penduduk dunia. Menurut sejumlah kajian ilmiah, Makkahlah yang seharusnya menjadi pusat bumi.
Persoalan tersebut muncul dalam Konferensi Ilmiah bertajuk “Makkah Sebagai Pusat Bumi, antara Teori dan Praktek”.
Konferensi yang diselenggarakan di ibukota Qatar, Dhoha pada tahun ini (2009) menyimpulkan tentang acuan waktu Islam berdasarkan kajian ilmiah yakni Makkah. Konferensi juga menyeru pada umat Islam agar mengganti acuan waktu dunia yang selama ini merujuk pada Greenwich.
Konferensi juga dihadiri oleh Syaikh Dr Yusuf al-Qaradhawi, dan juga sejumlah pakar geologi Mesir seperti Dr Zaghlul Najjar, dosen ilmu bumi di Wales University di Inggris, serta Ir Yaseen Shaok, seorang saintis yang mempelopori jam Makkah.
Dr Qaradhawi dalam kesempatan itu menyampaikan dukungannya agar umat Islam dan juga dunia menggunakan acuan waktu Makkah sebagai acuan waktu yang sejati, karena Makkah adalah pusat bumi. “Kami menyambut kajian ilmiah dengan hasil yang menegaskan kemuliaan kiblat umat Islam. Meneguhkan lagi teori bahwa Makkah merupakan pusat bumi adalah sama dengan penegasan jati diri keislaman dan menopang kemuliaan umat Islam atas agama, umat dan peradabannya,” jelas Qaradhawi yang juga ketua Asosiasi Ulama Islam Internasional itu.
Terkait Makkah sebagai pusat bumi, Dr Zaghlul Najjar mengamini penelitian saintifik yang dilakukan oleh Dr Husain Kamaluddin di atas, bahwa ternyata Makkah Mukarramah memang menjadi titik pusat bumi. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh The Egyptian Scholars of The Sun and Space Research Center yang berpusat di Kairo itu, melukiskan peta dunia baru, yang dapat menunjukkan arah Makkah dari kota-kota lain di dunia. Dengan menggunakan perkiraan matematik dan kaidah yang disebut “spherical triangle”. Dr Husain menyimpulkan kedudukan Makkah betul-betul berada di tengah-tengah daratan bumi. Sekaligus membuktikan bahwa bumi ini berkembang dari Makkah.
Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan tidak melewati Greenwich di Inggris.
GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada dibawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat, sekaligus akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade lalu tentang rujukan waktu dunia. Kini menjadi keharusan bagi umat dan media Islam untuk terus mengkampanyekan kebenaran ini.
( Sumber: http://forum.muslim-menjawab.com/2011/08/11/makkah-sebagai-pusat-bumi-dan-pusat-waktu-dunia/ )
Semoga bermanfaat...
Salam YAKIN SUKSES !!!
Terimakasih.
Kunjungi Sponsor Kami:
- Program haji Gratis: www.ProgramHajiGratis.com/mediasejahtera
- Bisnis Dari Rumah Hasilkan Jutaan Rupiah Per Hari. TERBUKTI !!!
Harusnya kiai-kiai pemerintah yang dijadikan acuan karena bagaimanapun kita sudah sepakat menjadikan mereka pimpinan kita dan percaya kepada mereka, tidak semata-mata mengikuti keputusan pimpinan satu organisasi tapi pimpinan seluruh bangsa!!
BalasHapusterimakasih atas informasinya
BalasHapusاطيع الله واطيع الرسول واول الأمر منكم
BalasHapussebelum kita ta'at kepada pemimpin, kita harus menta'ati Allah dan Rasulnya ...... back to Qur'an and Sunnah (Al Hadist)
Terima Kasih banyak untuk informasinya..
BalasHapusKebenaran Allah dan Rosulnya sdh tidak terbantahkan lagi dan tidak perlu diragukan. Tapi kalo kebenaran dari kyai2 pemerintah? nanti dulu...
BalasHapusBerkali kali pemerintah ngikut kiai hasilnya salah terus lha wong kiainya juga berpolitik pantas saja....
BalasHapus